Selasa, 18 Maret 2014

Musyawarah Wilayah HMPII DPW IV Indonesia Timur



Perubahan terus melaju dalam sebuah inovasi terbaru dalam segala aspek. Teknologi Informasi semakin mendominasi era yang mulai semarak dengan istilah era informasi. Langkah adaptif harus segera diwujudkan untuk terus bereksistensi. Hal ini juga yang mesti menjadi perhatian serius oleh pustakawan dan perpustakaan. Pustakawan diharapkan tidak lagi sekedar menyibukkan diri pada tugas di perpustakaan dalam batasan ruang dan waktu. Hari ini pustakawan perlu bertransformasi pada karakter dan identitas yang mampu membawa profesi ini menjadi urgen dalam arus teknologi informasi saat ini. Ketika itu dapat terwujud, maka tentu perpustakaan terus hidup dan menjadi ruang yang vital dalam kebutuhan belajar dan keingitahuan manusia.

Berkaca pada negara maju seperti AS atau Inggris yang perpustakaannya menjadi pusat belajar dan simbol kemajuan bangsanya. Tidak perlu jauh bermimpi menyamai bangunan fisik dan arsitekturnya, tetapi strategi dan sistem yang digunakan  dalam mengembangkan perpustakaan dapat menjadi inspirasi sekaligus contoh yang baik untuk kemajuan perpustakaan yang tersebar dibanyak pulau negeri ini. Kita tidak lagi tertinggal selangkah dari mereka tetapi jauh melampaui apa yang belum dilakukan Indonesia, mulai dari sistem informasi yang memanjakan, pelayanan yang prima, fasilitas yang memadai dan nyaman. Ketertinggalan ini diperparah dengan kenyataan bahwa perpustakaan disepelekkan keberadaannya oleh sebagian masyarakat.
Wajarlah mengapa masyarakat kita terus memandang pustakawan sebagai profesi yang kurang diapresiasi. Adanya bahasa yang bermakna ganda seperti pustakawan hanya bekerja menyusun buku, merupakan tamaparan yang keliru sekaligsu motivasi bagi pustakawan untuk terus memperbaiki citra serta membangun paradigma menuju profesi yang bermartabat dan urgen. Mustahillah rasanya mewujudkan kecerdasan bangsa tanpa peran pustakawan, dan selagi masih ada perpustakaan maka secercah harapan menuju Negara maju dalam IPTEK akan terus terbentang. Sejarah klasik islam telah menunjukkan kepada kita bahwa kemajuan selalu bermula dari masyarakat yang gemar membaca, dan ini ditandai dengan keberadaan perpustakaan islam pertama pada saat masa kejayaan Bani Abbasiyah, oleh khalifahnya Harun Rasyid dengan terbentuknya Baitul Hikmah dan perpustakaan di daerah kekuasaan islam pada saat itu. Kemajuan itu tidak bisa dilepaskan oleh peran pustakawan yang sebagian besar menjadi ilmuwan, tak jarang dari mereka lahir sebagai tokoh sastrawan, sejarawan, budayawan atau bidang lainnya yang terkenal didunia.
            Maka untuk mewujudkan itu semua, kami merasa perlu untuk mendiskusikan dan membangun wacana melalui kegiatan Musyawarah Wilayah Himpunan Mahasiswa Perpustakaan dan Informasi Indonesia (HMPII) DPW IV Wilayah Indonesia Timur dan Seminar Nasional dengan berbagai rangkain kegiatan diantaranya Bedah Buku, Lokakarya HMPII DPW IV dan Panggung Literasi yang mengusung tema sentral Transformasi Kepustakawanan Indonesia di era Informasi”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar